Penulis : Abdullah Gymnastiar
Penerbit : Khas MQ
Waktu Terbit : Agustus 2006
Jumlah Halaman : 77
Dimensi : 11.5 x 17.5
ISBN : 979-3503-04-1
Harga : Rp. 10.000,-
Sinopsis:
Orang
yang mempunyai harga diri akan selalu berusaha melakukan yang terbaik serta yakin
akan datangnya pertolongan Allah dengan membersihkan dan meluruskan niat. Dengan
kemandirian maka akan terbangun harga diri yang tinggi. Cara mengawali kemandirian adalah :
- Memiliki tekad yang kuat
- Mempunyai keberanian
- Yakin kepada Allah SWT
Beberapa kisah tentang para sahabat pada jaman Rasulullah yang bermatapencaharian sebagai pedagang adalah contoh kemandirian yang sudah terbangun sejak dulu dan kita wajib meneladaninya. Kisah Hakim bin Hasyim adalah salah satu yang disebutkan dalam buku ini bahwa Rasulullah mengingatkan supaya tidak meminta-minta, Rasulullah secara langsung
mengajarkan kemandirian kepada para sahabat supaya mau berusaha dan tidak
meminta-minta agar harga dirinya terjaga. Kemandirian sudah dicontohkan Rasulullah sejak beliau kecil, dimana beliau berusia 8 tahun sudah hidup mandiri dengan penghasilan dari menggembalakan kambing dan pada umur 12 tahun beliau sudah melakukan perdagangan di syiria (perdagangan luar negeri).
Enterpreneur diperlukan untuk membangun bangsa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alam yang menakjubkan, dimana kebanyakan orang-orang Indonesia hanya menjadi karyawan (orang yang bekerja) sedangkan orang-orang luar negeri yang berada di Indonesia justru menjadi bos, pengonsep dan yang mengatur management perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Kita harus mengubah mindset untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga kita bisa menjadi bangsa yang mandiri. Oleh karena itu jiwa enterpreneur harus dikembangkan di Indonesia dan sangat diharpkan untuk bisa membangun bangsa. Oranga yang berjiwa enterpreneur adalah orang yg mampu
menciptakan suatu manfaat. Keuntungan enterpreneur tidak semata-mata
hanya secara finansial saja tetapi banyak keuntungan yang lain juga seperti keuntungan
untuk menciptakan sesuatu menjadi bernilai, nama baik dan citra diri, ilmu,
membangun relasi & silaturahmi. Yang menjadi ciri khas enterpreneur muslim adalah
selalu menjaga nilai-nilai agama dan memikirkan kebermanfaatan usahanya untuk
orang banyak.Strateginya yang harus dilakukan adalah bersikap adil(menepati
hak dengan proporsional, tidak ada yang terzalimi), jujur, kreatif, inovatif,
profesional.
Pada akhirnya kita dituntun untuk menjadi manusia yang lebih produktif dan tidak lupa untuk mensyukuri nikmat dari Allah SWT.
Cover
Perpaduan warna background hitam dengan warna tulisan pada judul kuning memberikan kontras yang jelas dan mengesankan ketegasan, namun saya kurang setuju dengan adanya foto AA Gym pada cover.
Isi
Isi dari buku ini lebih kepada pembentukan mental seorang enterpreneur mulai dari membangun harga diri dengan jiwa yang mandiri, mencontohkan kemandirian Rasulullah sebagai tauladan dan bagaimana seharusnya menjadi seorang enterpreneur yang tetap berpegang teguh pada agama Allah.
Kelebihan :
- Diawali dengan kata pengantar dan testimoni dari Hermawan Kartajaya (President MarkPlus&Co., President Word Marketing Association (WMA)) menambah daya tarik seseorang untuk membeli buku ini.
Cover belakang |
- Dalam menguraikan materinya disertai dengan contoh nyata/ cerita sehingga memudahkan pembaca dalam mengerti maksud yang ingin disampaikan. Kemudian diakhiri dengan kalimat-kalimat penegas dan juga ajakan untuk menuju kemandirian, seperti :
“ Tidak akan terhormat diri
kita sebelum kita benar-benar mempunyai kesadaran untuk menjaga harga diri kita”.
“ Marilah kita hindari
merasa nikmat dengn mendapatkan sesuatu, akan tetapi nikmatilah diri kita
ketika memberi sesuatu".
“ Jangan merasa kaya dengan
banyak orang yang memberi, tetapi merasalah kaya ketika kita bisa banyak
memberi".
- Memberikan solusi permasalahan perekonomian di Indonesia dengan meningkatkan enterpreneurship sebagai pendongkrak perekonomian bangsa Indonesia.
Kekurangan :
- Memang setiap penulis memiliki gaya menulis masing-masing, tapi untuk penomoran menurut saya sebaiknya menggunakan bullet & numbering yang sistematis karena ketika kita sudah sampai di urutan kedua dan mencari urutan pertama lagi agak lama (memakan waktu).
contoh penomoran |
- Ada pengulangan prolog kisah di sub bagian 4 dan 5, dimana hal tersebut sebenarnya bisa dihilangkan.
- Ada bagian kalimat seperti dibawah ini :
“jangan sekali-kali kita mengukur keuntungan dengan uang,karena uang hanya
bisa bertahan di tangan kita sekejap saja, lalu kemudian berpindah tangan. Akan
tetapi kepuasan orang akan masuk ke hati” (hal 54 alinea 4)
Bagaimana bisa enterpreneurship tidak mengukur keuntungan dengan uang yang didapatkan?
Bagaiman merumuskan penilaian ‘kepuasan’ itu bisa kita lakukan? Sementara standar orang itu berbeda-beda? Bukankah itu terlalu subyektif untuk dijadikan orientasi enterpreneur?
Buku ini sangat cocok bagi generasi muda Indonesia agar dapat mengubah mindset dari job seeker menjadi job creator demi kemandirian bangsa yang akan meningkatkan harga diri Bangsa Indonesia serta teman-teman yang saat ini sedang atau akan menjadi seorang enterpreneur agar menjadi enterpreneur dengan mental dan moral yang baik berlandaskan agama.
-
-
No comments:
Post a Comment