Dalam kehidupan ini ada sesuatu yang bisa dilogika seperti halnya ilmu hitung dan ada sesuatu yang diluar logika manusia seperti jumlah bintang-bintang di langit dan proses penciptaan alam semesta. Semua itu suatu realita yang mana sulit untuk melogikanya tapi benar-benar ada. Allah SWT sang Khaliqlah yang kuasa atas segala-galanya, tidak ada yang tidak mungkin bagi Nya. Sebagai manusia, seringkali kita masih kurang mensyukuri nikmat yang diberikan kepada kita, nikmat kesehatan, orang-orang yang menyayangi kita, udara yang kita hirup setiap waktu, alam yang indah dan masih banyak nikmat-nikmat Allah yang jika disebutkan semua sejak kita lahir hingga saat ini mungkin tidak akan cukup untuk menuliskannya, bahkan mungkin sudah banyak yang kita lupakan.
Dari semua nikmat dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang kita saksikan, pernahkan terbersit keraguan di hati kita terhdap Nya? Sungguh Allah Maha Mengetahui segalanya dan semoga kita selalu diberikan hidayah Nya supaya selalu berada di jalan Nya.
Berikut merupakan kisah nyata Alim ulama yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dikala keraguan itu muncul dan semakin memperkuat iman kita. Alim ulama itu adalah Al Muzany yang merupakan murid Imam Asy Syafi'iy. Seorang ulama pun bisa mengalami hal ini, apalagi kita yang hidup di akhir zaman ini dimana penguasaan ilmu agama semakin terkikis. Sehingga penting untuk menyimak kisah ini sebagai bahan renungan yang mendalam. Dikisahkan sendiri oleh Al Muzany (diambil dari buku Rindu yang berujung surga karya Abul Miqdad Al Madany) :
"Bila ada orang yang menyingkirkan keragu-raguan tentang Allah serta perkara yang berkaitan dengan tauhid, maka Imam Syafi'iy lah orangnya. Ketika Aku mengalami keraguan tentang semua itu, Akupun mendatanginya. Saat itu kebetulan Beliau sedang berada di masjid Mesir. Ketika Aku berhasil menemuinya, Aku bersimpuh di hadapannya. Tanpa membuang waktu, Akupun mengunkapkan isi hatiku padanya, "Tiba-tiba saja terlintas dalam hatiku sebuah keraguan tentang tauhid. Dan Aku akhirnyamenyadari bahwa tidak ada orang yang dapat membantuku menghilangkan keraguan itu kecuali Anda ", ujarnya kepada sang guru.
Imam Syafi'iy tentu saja terkejut bukan kepalang. Beliau marah seraya bertanya, " Apakah engkau sadar dimana engkau sedang berada??"
"Iya tuanku", jawabku.
"Inilah tempat dimana Allah Azza Wa Jalla menenggelamkan Fir'aun!" kata beliau.
"Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyanyakan perkara yang engkau tanyakan itu??", tanya Beliau lagi.
"tidak Tuanku", jawabku.
"Baik, lalu apakah engkau pernah mendapati para sahabat beliau pernah menyinggungnya??" tanyanya lagi.
"Tidak pernah tuan", jawabku.
"Apakah engkau tahu berapa jumlah bintang-bintang di langit??"
"Tentu saja tidak tuan".
"Kalau begitu, bagaimana dengan planet-planet, apakah engkau tahu jenisnya? orbitnya dan dari apa diciptakan??"
"Sama sekali tidak tuanku"
"Subhanallah, sesuatu yang dapat engkau lihat dengan mata kepalamu saja engkau tidak mengetahuinya, lalu bagaimana mungkin engkau ingin tahu bahkan meragukan tentang Allah yang tidak dapat engkau lihat dengan mata kepalamu sendiri?? " kata sang Imam.
Beliau kemudian bertanya padaku tentang suatu masalah yang berkaitan dengan wudhu, tapi aku salah menjawabnya, Beliaupun berkata dengan penuh keheranan, "Sungguh mengherankan, sebuah perkara yang engkau butuhkan lima kali setiap harinya saja tidak engkau ketahui, lalu engkau memaksa dirimu untuk menggugat tentang Allah sang Khaliq?? Bila kelak ada lagi bisikan keraguan dalam hatimu tentang Nya, maka kembalilah kepada Allah. Bacalah firman Nya :
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesuadah mati (kering) nya dan Dia sebarkan di bumiitu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan". (QS. Al-Baqarah 163-164)
"Lihatlah bagaimana Allah menunjukkan
keberadaan Nya melalui keberadaan makhluk Nya. dan jangan lagi pernah
memaksa diri untuk mengetahui sesuatuyang tidak mungkin dijangkau oleh
akalmu", demikianlah nasehat beliau untuk hari itu. Dan Aku pun
bertaubat sejak saat itu (Syiar A'lam An Nubula' 10/ 31)
Langit saja menyebut nama Allah SWT, diambil pada 18-10-2009 di ITS Surabaya |
Wa Allahu A'lam, Semoga kita senantiasa menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa, senantiasa memperbaiki diri dan dapat dengan ringan hati melaksanakan sunah Rasulullah SAW dan kelak mendapatkan syafa'atnya di yaumul kiamah, amiin....
No comments:
Post a Comment