|
Gunung Semeru, by Indra |
Trip ini sebenarnya sudah lama,
yaitu pada tanggal 3 – 7 September 2013 lalu. Hanya saja baru sekarang saya
sempat share...
Trip ini sudah direncanakan
sekitar 3 minggu sebelum hari H, cukuplah.... untuk melakukan
persiapan-persiapan yang diperlukan. Namun pada saat itu saya sebenarnya belum
berniat ikut karena memang baru trip dari Gunung Merbabu tanggal 15 – 17
Agustus sambil independent day di top of Merbabu....berasa baru kemarin
aja.....hehe.... saya baru memutuskan untuk ikut trip ini pada saat mau
berangkat dengan persiapan yang serba cepat. Saya pikir....sekarang mau lulus
kuliah, terus jarang-jarang ada trip ke gunung dengan teman-teman seperti ini, kalu
jalan-jalan rekreasi gitu gampang kalau ngajak teman-teman cewek, tapi kalau ke
gunung susah.... jadi ya....kapan lagi?? Dengan sedikit memaksakan akhirnya
kuputuskan untuk ikut, Untungnya q rajin olahraga jadi q mengukur diriku masih
siap secara fisik untuk trip ke gunung meskipun dengan persiapan yang serba
cepat. Langsung deh cek kesehatan untuk bikin surat keterangan sehat yang
diperlukan untuk registrasi disana nanti, dilanjutkan belanja makanan, snack
dan obat-obatan untuk bekal. Sampai di kos langsung packing dan mempersiapkan
diri, Hfft...... so fast for prepare.... tapi karena semangat yang
menggebu-nggebu, tetap enjoy deh.....
Kami kumpul di kampus ITS pukul
15.00 wib. Banyak banget yang ikut dalam trip kali ini, tidak hanya teman-teman
kuliahku tapi juga junior-junior 2 tingkat dibawah kami juga banyak yang ikut,
totally sekitar 28 orang (cukup banyak sih....untuk ukuran mendaki). Perjalanan
sudah direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik, kami berangkat dengan
mencarter mobil garnisun bapak angkatan darat dengan biaya Rp.1000.000,- untuk
keberangkatan. Lebih simple jika dikoordinir seperti ini karena biaya segitu
ditanggung bersama-sama, kita tidak perlu pindah-pindah kendaraan umum,
jatuhnya lebih enak dan murah.
Setelah semua kumpul dan siap,
kami berdo’a bersama. Kami segera bergegas menata perlengkapan diikuti dengan
menata tempat duduk kami, setelah semua siap kami bergegas berangkat. Dalam
perjalanan kami ngobrol dan bercanda ria satu sama lain yang menambah
kehangatan suasana saat itu. Setelah beberapa jam kemudian kami hampir sampai
di Ranupane, mobil melaju agak tersendat-sendat dengan medan yang menanjak dan
berbatu untuk dilewati mobil garnisun, kamipun yang dibelakang serasa
terpental-pental dan terperosot dengan mulut yang komat-kamit sambil berdo’a
agar sampai ditempat tujuan dengan selamat. Deg-degannya melebihi berada
didalam wahana di jatim park tapi yang ini beneran......sangat menegangkan.....
bahkan mobil garnisun sempat hampir berhenti, hingga beberapa lama akhirnya
kamipun sampai di Ranupane dengan selamat dan disambut dengan udara yang sangat
dingin, secara kita semua tinggal di daerah surabaya yang notabene terkenal
sangat panas. Walaupun begitu, Lega.......banget..... bisa sampai dengan
selamat, kami segera menurunkan semua barang bawaan. Sesaat setelah itu Bapak
yang mengemudi mobil garnisun pamit pulang.
Kegiatan pun berlanjut.....Ada
yang sholat di mushola terdekat dan ada juga yang makan di warung secara
bergantian karena memang jumlah kita yang tidak memungkinkan untuk makan
bersama di satu-satunya warung yang masih buka saat itu. Kami sampai di Ranupane
malam, dan posko pendaftaran sebelum mendaki sudah tutup, maka kami menginap di
Ranupane, disana ada semacam rumah persinggahan yang pada waktu itu kosong,
sehingga kami menginap disana, dinginnya....berrrr.... serasa menusuk sampai ke
tulang. Rumah itu letaknya dari pos pendaftaran di depannya dan naik sedikit.
Karena perjalanan yang cukup melelahkan dari Surabaya, meskipun dingin kami
tetap bisa beristirahat, setidaknya bisa mengembalikan tenaga untuk melanjutkan
perjalanan esok harinya.
|
Pemandangan Danau Ranupani, by Lutfi |
Setelah terasa beberapa lama
beristirahat, kokokan ayam terdengar, tanda akan munculnya sang surya tapi
ketika q bangun masih gelap, q segera pergi ke mushola yang berada di dekat
dengan pos pendaftaran untuk
sholat
subuh, kemudian bersiap-siap. Di dekat mushola terdapat beberapa kamar mandi
yang biasa digunakan para pendaki sebelum dan sesudah perjalanan ke semeru. Sambil
menunggu tempat registrasi buka, Kami sarapan di warung, menunya rawon dengan
lauk telur ceplok dan teh manis hangat, harganya Rp.10.000,-., merupakan menu
yang lumayan wah.... kalau ada di gunung. Setelah sarapan, Tak lupa kami juga
berfoto-foto yang merupakan agenda wajib ketika di gunung karena pemandangannya
yang memang bagus, rugi kalau dilewatkan tanpa mengabadikan momen
tersebut....hehe (sedikit narsis.....).
Tak lama kemudian pos pendaftaran
sudah buka, kami mengumpulkan surat kesehatan yang kami bawa ke salah satu
teman kami yang mengurusi registrasi untuk didaftarkan. Pada waktu
itu biaya pendaftarannya Rp.10.000,-, kalau
sekarang ga tau udah berapa tarif masuknya......
|
Pos Pendaftaran Pendaki, by Indra |
|
Tiket masuk, by Mayang |
Setelah urusan registrasi
selesai, kami segera kumpul, bersiap-siap dan berdo’a sebelum melanjutkan
perjalanan. Sampai jumpa lagi warung makan, mushola dan kamar mandi untuk 3
hari ke depan ....welcome to the rimba...... Kami berangkat sekitar pukul 09.00
wib. Sekitar 10 menit dari pos pendaftaran, sampailah di pintu gerbang selamat
datang untuk pendaki semeru, narsis lagi deh.....
|
My Team |
Begitu memasuki gerbang, kami disuguhkan dengan pemandangan
persawahan warga yang ditanami
sayur-sayuran
seperti kol, bawang prei, kubis dan sayuran-sayuran lain.
|
Persawahan warga, by Indra |
|
Persawahan Warga, by Indra |
|
|
Pemandangan di jalur pendakian Gunung Semeru, Ranupane-Ranukumbolo |
Untuk hari ini target kita adalah
sampai Ranukumbolo, istirahat disana dan berangkat lagi ke kalimati esok
harinya. Trek dari ranupane ke ranukumbolo tidak terlalu berat karena banyak
medan datarnya, hanya sedikit medan yang menanjak. Bahkan terkadang juga masih
ada signal, jadi sms 2 kadang tiba2 bisa masuk atau terkirim. Katanya kalau
perjalanan santai, dari Ranupane ke Ranukumbolo membutuhkan waktu 6 jam. Kami
memerlukan waktu 4 jam untuk sampai ke Ranukumbolo dan sampai disana sekitar
pukul 13.00 wib. Ada juga teman-teman yang sampai lebih cepat sekitar 3 / 3,5
jam.. Saya benar-benar takjub dengan pemandangan Ranukumbolo, ada danau,
gunung-gunung, bunga-bunga yang indah, subhanallah......nikmat Tuhan yang mana
yang kamu dustakan. Rasa letih setelah 4 jam perjalanan serasa terbayar dengan
pemandangan yang indah disana. Pada waktu itu juga musim berbunga bunga abadi
edelwise yang menambah kecantikan pemandangannya.....WAW banget pokoknya.....
super keren.....
|
Danau Ranukumbolo, by Mayang |
|
Gazebo di Ranukumbolo, by Indra |
|
Papan informasi di Ranukumbolo, by Indra |
Kami segera mencari teman kami
yang telah sampai duluan yang ternyata berada di gazebo milik pengangkut
barang-barang yang disewa pendaki yang biasa
disebut dengan Porter yang menyewa
jasa Porter ini biasanya turis mancanegara yang mendaki disana. Suatu
kebanggaan juga sih.....pemandangan alam Indonesia juga dikagumi oleh turis
mancanegara, oleh sebab itu kita juga harus ikut menjaganya supaya tetap
menjadi daya tarik dan bisa menambah devisa negara melalui kunjungan mereka.
Ketika waktu menunjukkan pukul
15.00 wib, salah satu teman kami mengintruksikan agar kami segera mendirikan
tenda dan memasak. Kami membagi kelompok menjadi 2 ada, kelompok memasak dan
mendirikan tenda supaya semua cepat selesai..... team work kami cukup bagus
......saya akui itu.....Kami segera mengumpulkan bahan makanan dan memasak
sebagian, nasi, mie instan dan sarden, yang sepertinya.....itu menjadi menu
wajib bagi para pendaki....hehe
|
Memasak nasi dan sarden, by Lutfi |
Segera setelah matang masakan
kami dan tenda juga sudah siap, waktunya makan bersama..... keakraban sangat
terasa disana, memang.... alam terbuka menjadikan kita
seperti saudara.
Kami segera membersihkan
peralatan masak dan wadaha makanan sesudahnya, tak lama kemudian maghrib telah
tiba. Dingin semakin menggila...berrr.....lebih dingin dari Ranupane. Dengan
menahan rasa dingin yang teramat sangat kami bergantian sholat berjamaah,
alhamdulillah teman-teman saya ini termasuk yang taat beragama....begitupun
ketika waktu isya’ datang. Setelah sholat isya’ kami masuk ke tenda
masing-masing untuk beristirahat sambil bercanda dengan yang lain. Semakin
larut semakin dingin....dinginbanget.... tidur pun juga tak bisa nyenyak karena
dinginnya malam itu, namun saya berusaha tetap bisa tidur agar tenaga kembali
fit sehingga bisa melanjutkan perjalanan besok dengan semangat.
|
Rumput membeku di Ranukumbolo, by Lutfi |
Setelah malam yang panjang dan
dingin.... tibalah waktu subuh dengan keadaan yang semakin dingin, saya dan salah satu teman saya segera
bangun dan bersiap-siap kemudian sholat. Meskipun udara sangat dingin, tapi air
di danau terasa hangat sehingga kami berani untuk bersih-bersih diri di cuaca
yang dingin ini. Tapi ketika air sudah kering lagi dari kulit kita, dingin akan
terasa lagi, inilah istimewanya. Air di danau Ranukumbolo merupakan sumber air
yang digunakan untuk segala aktifitas disana. Ada peraturan2 yang harus ditaati
untuk menjaga kebersihan air di danau ini, seperti dilarang mandi atau membuang
segala sesuatu ke danau. Yang melanggar akan dikenakan sanksi oleh pengawas
yang mengetahui pelanggaran yang dilakukan pendaki. Hukuman tidak hanya sebatas
hukuman fisik namun juga hukuman moril sehingga diharapkan membuat efek jera.
Ketika saya disana ada yang mandi di danau, padahal itu dilarang, tersangka
langsung dimarahi dengan suara yang keras ditempat (tentu membuat malu
sekali.......) dan juga disuruh untuk mengumpulkan sampah-sampah yang ada
disana. Tak hanya di Ranukumbolo saja tapi hukuman itu masih berlaku ketika
pelanggar masih berada di pendakian Gunung Semeru. Jangan coba-coba melanggar
deh kalau ga mau malu banget dan mendapat hukuman...... baca aturan yang
tertulis disana dan pahami betul agar kita tahu peraturannya dan tidak
melanggarnya.
Back to my story.....
Di pagi hari yang dingin dan
berkabut ini setelah urusan pribadi masing2 selesai ( beribadah dan bersih
diri) kami segera memasak untuk sarapan, tak lupa membuat kopi untuk menemani
pagi kita disana....kalau sudah seperti ini.... seperti tak ada masalah dalam
hidup ini....hehe.....tak lupa juga untuk bernarsis ria disana.....
|
Ranukumbolo menjelang terbitnya matahari, by Mayang |
|
Rerumputan di sekitar Ranukumbolo, by Indra |
|
Danau Ranukumbolo dengan sinar matahari, by Indra |
|
Memasak telur dadar, by Indra |
Setelah
sarapan selesai kami segera berberes, termasuk tendanya karena sesuai rencana
kita akan meneruskan perjalanan hingga kalimati dan untuk sementara meninggalkan Ranukumbolo yang indah ini.
Bersambung.......