Thursday, September 4, 2014

Trip ke Gumung Semeru 3676 MDPL _part 1

Gunung Semeru, by Indra


Trip ini sebenarnya sudah lama, yaitu pada tanggal 3 – 7 September 2013 lalu. Hanya saja baru sekarang saya sempat share...
Trip ini sudah direncanakan sekitar 3 minggu sebelum hari H, cukuplah.... untuk melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan. Namun pada saat itu saya sebenarnya belum berniat ikut karena memang baru trip dari Gunung Merbabu tanggal 15 – 17 Agustus sambil independent day di top of Merbabu....berasa baru kemarin aja.....hehe.... saya baru memutuskan untuk ikut trip ini pada saat mau berangkat dengan persiapan yang serba cepat. Saya pikir....sekarang mau lulus kuliah, terus jarang-jarang ada trip ke gunung dengan teman-teman seperti ini, kalu jalan-jalan rekreasi gitu gampang kalau ngajak teman-teman cewek, tapi kalau ke gunung susah.... jadi ya....kapan lagi?? Dengan sedikit memaksakan akhirnya kuputuskan untuk ikut, Untungnya q rajin olahraga jadi q mengukur diriku masih siap secara fisik untuk trip ke gunung meskipun dengan persiapan yang serba cepat. Langsung deh cek kesehatan untuk bikin surat keterangan sehat yang diperlukan untuk registrasi disana nanti, dilanjutkan belanja makanan, snack dan obat-obatan untuk bekal. Sampai di kos langsung packing dan mempersiapkan diri, Hfft...... so fast for prepare.... tapi karena semangat yang menggebu-nggebu, tetap enjoy deh.....
Kami kumpul di kampus ITS pukul 15.00 wib. Banyak banget yang ikut dalam trip kali ini, tidak hanya teman-teman kuliahku tapi juga junior-junior 2 tingkat dibawah kami juga banyak yang ikut, totally sekitar 28 orang (cukup banyak sih....untuk ukuran mendaki). Perjalanan sudah direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik, kami berangkat dengan mencarter mobil garnisun bapak angkatan darat dengan biaya Rp.1000.000,- untuk keberangkatan. Lebih simple jika dikoordinir seperti ini karena biaya segitu ditanggung bersama-sama, kita tidak perlu pindah-pindah kendaraan umum, jatuhnya lebih enak dan murah.
Setelah semua kumpul dan siap, kami berdo’a bersama. Kami segera bergegas menata perlengkapan diikuti dengan menata tempat duduk kami, setelah semua siap kami bergegas berangkat. Dalam perjalanan kami ngobrol dan bercanda ria satu sama lain yang menambah kehangatan suasana saat itu. Setelah beberapa jam kemudian kami hampir sampai di Ranupane, mobil melaju agak tersendat-sendat dengan medan yang menanjak dan berbatu untuk dilewati mobil garnisun, kamipun yang dibelakang serasa terpental-pental dan terperosot dengan mulut yang komat-kamit sambil berdo’a agar sampai ditempat tujuan dengan selamat. Deg-degannya melebihi berada didalam wahana di jatim park tapi yang ini beneran......sangat menegangkan..... bahkan mobil garnisun sempat hampir berhenti, hingga beberapa lama akhirnya kamipun sampai di Ranupane dengan selamat dan disambut dengan udara yang sangat dingin, secara kita semua tinggal di daerah surabaya yang notabene terkenal sangat panas. Walaupun begitu, Lega.......banget..... bisa sampai dengan selamat, kami segera menurunkan semua barang bawaan. Sesaat setelah itu Bapak yang mengemudi mobil garnisun pamit pulang.
Kegiatan pun berlanjut.....Ada yang sholat di mushola terdekat dan ada juga yang makan di warung secara bergantian karena memang jumlah kita yang tidak memungkinkan untuk makan bersama di satu-satunya warung yang masih buka saat itu. Kami sampai di Ranupane malam, dan posko pendaftaran sebelum mendaki sudah tutup, maka kami menginap di Ranupane, disana ada semacam rumah persinggahan yang pada waktu itu kosong, sehingga kami menginap disana, dinginnya....berrrr.... serasa menusuk sampai ke tulang. Rumah itu letaknya dari pos pendaftaran di depannya dan naik sedikit. Karena perjalanan yang cukup melelahkan dari Surabaya, meskipun dingin kami tetap bisa beristirahat, setidaknya bisa mengembalikan tenaga untuk melanjutkan perjalanan esok harinya.
Pemandangan Danau Ranupani, by Lutfi
Setelah terasa beberapa lama beristirahat, kokokan ayam terdengar, tanda akan munculnya sang surya tapi ketika q bangun masih gelap, q segera pergi ke mushola yang berada di dekat dengan pos pendaftaran untuk  sholat subuh, kemudian bersiap-siap. Di dekat mushola terdapat beberapa kamar mandi yang biasa digunakan para pendaki sebelum dan sesudah perjalanan ke semeru. Sambil menunggu tempat registrasi buka, Kami sarapan di warung, menunya rawon dengan lauk telur ceplok dan teh manis hangat, harganya Rp.10.000,-., merupakan menu yang lumayan wah.... kalau ada di gunung. Setelah sarapan, Tak lupa kami juga berfoto-foto yang merupakan agenda wajib ketika di gunung karena pemandangannya yang memang bagus, rugi kalau dilewatkan tanpa mengabadikan momen tersebut....hehe (sedikit narsis.....).
Tak lama kemudian pos pendaftaran sudah buka, kami mengumpulkan surat kesehatan yang kami bawa ke salah satu teman kami yang mengurusi registrasi untuk didaftarkan. Pada waktu  itu biaya pendaftarannya Rp.10.000,-, kalau sekarang ga tau udah berapa tarif masuknya......
Pos Pendaftaran Pendaki, by Indra
Tiket masuk, by Mayang
Setelah urusan registrasi selesai, kami segera kumpul, bersiap-siap dan berdo’a sebelum melanjutkan perjalanan. Sampai jumpa lagi warung makan, mushola dan kamar mandi untuk 3 hari ke depan ....welcome to the rimba...... Kami berangkat sekitar pukul 09.00 wib. Sekitar 10 menit dari pos pendaftaran, sampailah di pintu gerbang selamat datang untuk pendaki semeru, narsis lagi deh.....
My Team
Begitu memasuki gerbang, kami disuguhkan dengan pemandangan persawahan warga yang ditanami  sayur-sayuran seperti kol, bawang prei, kubis dan sayuran-sayuran lain.
Persawahan warga, by Indra
Persawahan Warga, by Indra

Pemandangan di jalur pendakian Gunung Semeru, Ranupane-Ranukumbolo
 Untuk hari ini target kita adalah sampai Ranukumbolo, istirahat disana dan berangkat lagi ke kalimati esok harinya. Trek dari ranupane ke ranukumbolo tidak terlalu berat karena banyak medan datarnya, hanya sedikit medan yang menanjak. Bahkan terkadang juga masih ada signal, jadi sms 2 kadang tiba2 bisa masuk atau terkirim. Katanya kalau perjalanan santai, dari Ranupane ke Ranukumbolo membutuhkan waktu 6 jam. Kami memerlukan waktu 4 jam untuk sampai ke Ranukumbolo dan sampai disana sekitar pukul 13.00 wib. Ada juga teman-teman yang sampai lebih cepat sekitar 3 / 3,5 jam.. Saya benar-benar takjub dengan pemandangan Ranukumbolo, ada danau, gunung-gunung, bunga-bunga yang indah, subhanallah......nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan. Rasa letih setelah 4 jam perjalanan serasa terbayar dengan pemandangan yang indah disana. Pada waktu itu juga musim berbunga bunga abadi edelwise yang menambah kecantikan pemandangannya.....WAW banget pokoknya..... super keren.....

Danau Ranukumbolo, by Mayang
Gazebo di Ranukumbolo, by Indra
Papan informasi di Ranukumbolo, by Indra
Kami segera mencari teman kami yang telah sampai duluan yang ternyata berada di gazebo milik pengangkut barang-barang yang disewa pendaki yang biasa disebut dengan Porter  yang menyewa jasa Porter ini biasanya turis mancanegara yang mendaki disana. Suatu kebanggaan juga sih.....pemandangan alam Indonesia juga dikagumi oleh turis mancanegara, oleh sebab itu kita juga harus ikut menjaganya supaya tetap menjadi daya tarik dan bisa menambah devisa negara melalui kunjungan mereka.
Ketika waktu menunjukkan pukul 15.00 wib, salah satu teman kami mengintruksikan agar kami segera mendirikan tenda dan memasak. Kami membagi kelompok menjadi 2 ada, kelompok memasak dan mendirikan tenda supaya semua cepat selesai..... team work kami cukup bagus ......saya akui itu.....Kami segera mengumpulkan bahan makanan dan memasak sebagian, nasi, mie instan dan sarden, yang sepertinya.....itu menjadi menu wajib bagi para pendaki....hehe
Memasak nasi dan sarden, by Lutfi
Segera setelah matang masakan kami dan tenda juga sudah siap, waktunya makan bersama..... keakraban sangat terasa disana, memang.... alam terbuka menjadikan kita  seperti saudara.
Kami segera membersihkan peralatan masak dan wadaha makanan sesudahnya, tak lama kemudian maghrib telah tiba. Dingin semakin menggila...berrr.....lebih dingin dari Ranupane. Dengan menahan rasa dingin yang teramat sangat kami bergantian sholat berjamaah, alhamdulillah teman-teman saya ini termasuk yang taat beragama....begitupun ketika waktu isya’ datang. Setelah sholat isya’ kami masuk ke tenda masing-masing untuk beristirahat sambil bercanda dengan yang lain. Semakin larut semakin dingin....dinginbanget.... tidur pun juga tak bisa nyenyak karena dinginnya malam itu, namun saya berusaha tetap bisa tidur agar tenaga kembali fit sehingga bisa melanjutkan perjalanan besok dengan semangat.



Rumput membeku di Ranukumbolo, by Lutfi
Setelah malam yang panjang dan dingin.... tibalah waktu subuh dengan keadaan yang semakin dingin, saya dan salah satu teman saya segera bangun dan bersiap-siap kemudian sholat. Meskipun udara sangat dingin, tapi air di danau terasa hangat sehingga kami berani untuk bersih-bersih diri di cuaca yang dingin ini. Tapi ketika air sudah kering lagi dari kulit kita, dingin akan terasa lagi, inilah istimewanya. Air di danau Ranukumbolo merupakan sumber air yang digunakan untuk segala aktifitas disana. Ada peraturan2 yang harus ditaati untuk menjaga kebersihan air di danau ini, seperti dilarang mandi atau membuang segala sesuatu ke danau. Yang melanggar akan dikenakan sanksi oleh pengawas yang mengetahui pelanggaran yang dilakukan pendaki. Hukuman tidak hanya sebatas hukuman fisik namun juga hukuman moril sehingga diharapkan membuat efek jera. Ketika saya disana ada yang mandi di danau, padahal itu dilarang, tersangka langsung dimarahi dengan suara yang keras ditempat (tentu membuat malu sekali.......) dan juga disuruh untuk mengumpulkan sampah-sampah yang ada disana. Tak hanya di Ranukumbolo saja tapi hukuman itu masih berlaku ketika pelanggar masih berada di pendakian Gunung Semeru. Jangan coba-coba melanggar deh kalau ga mau malu banget dan mendapat hukuman...... baca aturan yang tertulis disana dan pahami betul agar kita tahu peraturannya dan tidak melanggarnya.
  
Back to my story.....
Di pagi hari yang dingin dan berkabut ini setelah urusan pribadi masing2 selesai ( beribadah dan bersih diri) kami segera memasak untuk sarapan, tak lupa membuat kopi untuk menemani pagi kita disana....kalau sudah seperti ini.... seperti tak ada masalah dalam hidup ini....hehe.....tak lupa juga untuk bernarsis ria disana.....

Ranukumbolo menjelang terbitnya matahari, by Mayang
Rerumputan di sekitar Ranukumbolo, by Indra
Danau Ranukumbolo dengan sinar matahari, by Indra
Memasak telur dadar, by Indra
Setelah sarapan selesai kami segera berberes, termasuk tendanya karena sesuai rencana kita akan meneruskan perjalanan hingga kalimati dan untuk sementara meninggalkan Ranukumbolo yang indah ini.

Bersambung....... 

http://wahyumayangsari.blogspot.com/2014/09/trip-ke-gunung-semeru-3676-mdplpart2.html 

No comments:

Post a Comment