Thursday, February 11, 2016

Ikan patin asam manis

Weekend kali ini pengen banget masak ikan, pas belanja di Ibu sayur deket kos, ikan udah habis, mungkin karena kesiangan kali ya belanjanya...hihi
Malam harinya saya keluar dengan teman kos ke salah satu supermarket terdekat, biasa....belanja bahan makanan buat minggu depannya.....secara....kita terlalu sibuk (baca: sok sibuk) kalau harus belanja tiap hari. Eh...lihat ikan patin yang udah dipotong-potong, ready buat dimasak. langsung deh...cuzzz dibeli....Keesokan harinya baru dimasak ..... sempet mikir-mikir mau dimasak apa ya....pedas, asam manis, atau sop. Akhirnya saya memilih untuk memasak asam manis....hehe. Kebetulan masih punya labu siam dan wortel, tambahin deh sekalian...biar semakin kaya vitamin....hehe. Cara membuatnya gini nih....

Bahan:
  • 3 potong ikan patin
  • 1 buah Wortel, iris memanjang seperti korek api
  • 1 buah Labu siam ukuran kecil, iris memanjang seperti korek api
  • 2 untai Bawang prei, iris tipis
  • 1 buah Tomat besar, iris tipis
  • 3 lembar Daun salam
  • 1 ruas Lengkuas, geprek
  • 3 cm serai
  • 1 buah Cabe hijau besar, iris menyerong
  • 3 buah Cabe rawit, iris menyerong
  • 2 sdm Minyak untuk menumis
  • gula secukupnya
  • Garam
  • 300 ml air
Bahan yang dihaluskan:
  •  3 siung bawang putih
  • 5 siung bawang merah
  • 3 buah kemiri
  • 1 ujung kuku kunyit
  • 1/2 sdt ketumbar
  • 1 sdt garam
Cara membuat:
  • Panaskan minyak pada penggorengan, tumis bumbu yang dihaluskan, masukkan cabe rawit dan cabe hijau, daun salam, lengkuas dan serai, tumis hingga layu.
  • Masukkan wortel dan labu siam dan tomat, tumis sebentar kemudian tambahkan air.
  • Masukkan ikan patin, tambahkan gula dan garam sesuai dengan selera. Biarkan mendidih dan tunggu sebentar agar bumbu meresap, setelah air berkurang dan kuah mengental, masukkan bawang prei, matikan api. Sajikan dan Ikan patin asam manis siap dinikmati.
SELAMAT MENCOBA......^ ^

Bekal kantor praktis: Roti goreng isi sosis

Bagi yang suka sarapan dengan roti, roti goreng isi sosis ini bisa menjadi pilihan karena mudah dan cepat membuatnya. Rasanya juga enak. Sangat praktis untuk bekal kantor. Berikut cara membuatnya :

Bahan:
  • Roti tawar 8 lembar
  • Sosis 8 buah
  • Margarin untuk olesan
  • 1 butir Telur 
  • Putih telur
  • Tepung roti
  • 200 ml Minyak goreng

Cara Membuat:
  • Ambil sehelai roti tawar, olesi dengan margarin di satu sisinya, ambil sosis dan letakkan pada roti tawar, gulung, pada ujungnya rekatkan dengan menggunakan putih telur agar gulungan tidak lepas, potong menjadi 2 bagian atau sesuai selera.
  • Kocok telur, celupkan gulungan roti tawar dan sosis pada telur, kemudian gulingkan pada tepung roti, siap untuk digoreng.
  • Panaskan minyak pada wajan, dan goreng hingga kecoklatan, angkat, tiriskan, dan sajikan.
  • Bisa dinikmati dengan saus atau mayones.

Tuesday, January 19, 2016

Pemisahan: Magnetic Separator



Pemisahan magnetik adalah pemisahan fisik yang bertujuan untuk memisahkan zat-zat magnetik dan zat-zat non-magnetik. Pemisahan bisa dilakukan secara manual menggunakan magnet, ataupun dengan menggunakan alat yang disebut dengan magnetic separator. Aplikasinya pada pengolahan logam, yaitu untuk memisahkan logam yang diinginkan dengan impuritisnya. Logam akan tertarik oleh medan magnet sedangkan zat-zat nonmagnetik akan terus keluar ke bin. Contohnya adalah pemisahan hasil reduksi (kalsin) bijih logam nikel laterit dengan penambahan reduktor dan zat additif sulfur, yang diharapkan dapat menghasilkan logam Ni dengan grade yang tinggi dan  Fe akan bereaksi dengan Sulfur membentuk FeS. Logam Ni yang terbentuk akan menempel pada medan magnet, disebut konsentrat. FeS akan keluar terpisah dari konsentratnya, disebut tailing. Jenis - jenis magnetic separator ada 2, yaitu basah (kiri) dan kering (kanan), dimana keduanya merupakan magnetic separator skala laboratorium. Umumnya lebih banyak digunakan magnetic separator basah karena dengan penambahan air dan pengadukan, kalsin akan lebih terpisah sehingga kemungkinan tailing ikut menempel pada medan magnet kecil dan pemisahan lebih efisien.

Wet Magnetic Separator
Dry Magnetic Separator NJ-G-30-30

Gambar diatas merupakan skema magnetic separator basah yang diambil dari jurnal yang berjudul "Calcination of low-grade laterite for concentration of Ni by magnetic separation" yang ditulis oleh Jungah Kim, Gjergj Dodbiba, Hideaki Tanno, Katsunori Okaya, Seiji Matsuo, dan Toyohisa Fujita. Sampel yang sudah ditambahkan air dimasukkan ke dalam feed dan dilakukan pengadukan dengan kecepatan yang dapat disesuaikan (rpm) pada controller pengaduk pada waktu tertentu, misal 15 menit. Kemudian nyalakan arus yang ada pada controller dengan menaikkan saklarnya. Atur kekuatan medan magnet sehingga bola-bola besi yang ada pada box akan tertarik, dimana pada bola-bola inilah logam yang merupakan konsentrat akan menempel setelah valve pada feed dibuka dan tailing akan mengalir ke collecting bin setelah valve pada box dibuka. Setelah tailing tidak menetes lagi dari box, valve ditutup, arus dimatikan dan konsentrat diambil dengan menambahkan air pada box dan drain hingga bersih.
Untuk cara kerja dry magnetic separator kurang lebih sama dengan wet magnetic separator, hanya saja sampel langsung dimasukkan ke feed tanpa penambahana air.

Bagian-bagian wet magnetic separator:

Controller
Pengaturan kekuatan medan magnet






















Box

Bola-bola pada box
















Collecting bin
Bagian-bagian dry magnetic separator:

Medan Magnet
Feed

Collecting bin


*Gambar difoto dari peralatan laboratorium Pusat Penelitian Metalurgi dan Material-LIPI.

















Monday, January 18, 2016

Mengisi waktu weekend: Masak Tumis Simatsin (labu siam, jagung manist dan ikan asin)

Tumis Simatsin
Hari minggu kemarin saya habiskan dengan nonton TV sambil melakukan beberapa aktivitas. Adanya teror bom Thamrin pada tanggal 14 Januari 2016 kemarin membuat malas jalan-jalan, dan akhirnya saya melakukan salah satu hobi saya, yaitu memasak di kosan. Setelah menonton acara yang menayangkan kehidupan suatu kampung adat di NTT, dan salah satunya mengulas makanan yang ada disana, saya tergugah untuk memasak seperti menu tersebut, yaitu tumis labu siam yang terlihat wenak.....namun saya modifikasi. Tidak hanya labu siam saja seperti yang ditayangkan di TV, namun karena saya masih punya jagung manis dan ikan asin, akhirnya saya tambahkan juga di masakan itu. Dan sedap....rasanya mantap dan cara membuatnya sangat mudah. Praktis juga untuk bekal ke kantor karena tidak butuh waktu lama untuk membuatnya. Berikut resepnya
Bahan :
- 2 siung bawang putih geprek dan iris tipis
- 3 siung bawang merah iris tipis
- 3 buah cabe rawit iris menyilang
- 1 buah cabe hijau besar iris menyilang
- ikan asin dipotong kecil-kecil atau bisa juga pake ikan teri yang emang udah kecil dari sononya
- jagung manis
- 1 Labu siam ukuran sedang, iris seperti korek api
- gula secukupnya
- garam secukupnya
Cara membuat :
 Tumis irisan bawang merah dan bawang putih, setelah harum masukkan irisan cabe rawit dan cabe hijau besar, tumis sebentar. Masukkan jagung manis tumis sebentar kemudian masukkan irisan labu siam, tumis sebentar kemudian masukkan ikan asin atau ikan teri. Tambahkan gula dan garam secukupnya. Tumis hingga matang. Dan....inilah hasilnya......teretettetet........
Cukup mudah kan......silahkan mencoba....semoga suka....

Friday, January 15, 2016

Pulau Sangiang yang Exotic

Pantai Pasir Panjang dilihat dari Bukit Arjuna
Pulau Sangiang terletak di Provinsi Banten. Untuk bisa menikmati keindahan Pulau Sangiang, kita memerlukan transportasi darat dan laut. Pertama, kita menuju Cilegon, bisa menggunakan kereta ataupun bus, yang penting sampai dulu deh ke Cilegon

Foto yang Sangiang Banget di Pulau Harapan
ya....setelah itu bisa naik angkot silver menuju Pelabuhan Anyer (Pelabuhan Paku) dilanjutkan dengan transportasi laut, menggunakan kapal nelayan yang telah disewa untuk menuju Pulau Sangiang yang eksotik. Praktisnya....bisa langsung ikut trip (http://tripsantai.com/) jadi kita hanya tinggal berangkat saja, semua sudah disiapkan oleh trip, tentunya jangan lupa bayar lebih dulu ya.....hehehe

Pantai Pasir Panjang
Tanggal 24 - 25 Desember 2015, momen long weekend yang saya manfaatkan untuk ikut trip ke Pulau Sangiang yang eksotik, sebagai pelampiasan gagal pulang kampung karena tidak mendapatkan tiket kereta api meskipun sudah jauh-jauh hari mencoba memesan, tetapi tetap saja tidak kebagian. Long weekend yang euphorianya mengalahkan euphoria mudik lebaran, macet dimana-mana, namun tidak di Pulau Sangiang. Keputusan yang tepat untuk ikut trip ini saya rasa, tak perlu kena macet berjam-jam untuk liburan dan bersenang-senang. Join dengan trip santai (http://tripsantai.com/) dengan Kak Anjar sebagai trip leader yang kece bin supel, siap ngerjain dan dikerjain, siap meladeni berbagai aksi narsis rombongan yang dipimpinnya dengan kamera go pro nya yang selalu ready, yang walaupun kadang juga berperan sebagai pengarah gaya yang kadang agak memaksa (ups...kok jadi yang-yangan ya......), namun setelah melihat hasil jepretannya, menggugah yang lain untuk ikut ngantri berfoto dengan sukarela.....hahaha... tidak ketinggalan dengan super amazing tim yang ada dalam foto ini nih.......

Personil trip ke Pulau Sangiang di Stasiun Tanah Abang
  Dari kiri: Kak Sari yang mirip ayu ting-ting, Mey yang totalitas tanpa batas, kalo difoto gayanya udah kaya model profesional, Angel yang semangat dan ekspresif, Lucky yang baik dan sayang pacar, Kak Putri yang suka memfoto kita-kita udah kaya photografer profesional, Friska yang kocak dan spontan, saya yang.........., Kak Liyong yang berjiwa petualang dan jago snorkling,  kita panggil mama, Kak Anjar yang jago renang dan snorkling dan yang udah disebutin tadi, Kak Yoga yang agak pendiam dan sayang pacar, Dika yang suka foto dengan follower IG yang banyak dan April yang baik dan kalem. Kalian luar biasa........

Perjalanan dimulai pada malam hari tanggal 24 Desember 2015, pukul 21:00 WIB kami janjian ketemuan di stasiun tanah abang. Setelah kumpul semua, kami saling memperkenalkan diri mulai dari nama, alamat dan pekerjaan agar lebih mengenal satu dengan yang lain. Kami menuju Cilegon menggunakan transportasi kereta, dari Stasiun Tanah abang naik kereta malam Krakatau yang dijadwalkan pukul 22:30 WIB menuju ke Stasiun Cilegon, hanya dengan Rp. 30.000,-saja, namun ternyata kereta telat, pukul 23:15 baru berangkat dari stasiun tanah abang. obrolan diantara saya dan teman-teman yang baru saja saling kenal hanya berlangsung singkat dan setelahnya kami sudah terlelap. Tetiba sudah dibangunkan Kak Anjar  karena sudah sampai stasiun cilegon pada pukul 02:43 WIB. Dengan menahan kantuk yang mendera, kami bergegas turun dari kereta.  Perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Anyer (Pelabuhan Paku) dengan menggunakan angkot lokal yang sudah bekerjasama dengan trip santai yang sudah menunggu di depan stasiun. Perjalanan menuju Pelabuhan Paku dari Stasiun Cilegon sangat lancar karena masih dini hari, dan kami sampai di Pelabuhan Anyer pada pukul 03:50 WIB, masih gelap, sehingga kami istirahat dulu sambil menunggu kapal yang berangkat ke Pulau Sangiang setelah matahari terbit.
Gapura Pelabuhan Anyer

Tak lama kemudian, tiba waktu sholat subuh, kami melaksanakan ibadah sholat subuh bagi yang muslim dan muslimah yang tidak berhalangan sekaligus ganti kostum persiapan snorkling sekalian. Sekitar 05:30 WIB warung dekat pelabuhan mulai buka, kami sarapan terlebih dahulu kemudian berangkat dengan naik kapal nelayan yang telah disewa sekitar pukul 06:30 WIB menuju Lagoon Waru dan Lagoon Bajo untuk snorkling.

Persiapan berangkat dari Pelabuhan Anyer
Baru pertama kali saya naik kapal diatas lautan luas seperti ini, untungnya tidak ada rasa takut yang mendera, yang ada hanya fun dengan teman-teman ini, asyiiiikkkkk gilak.......

Ombak disini lumayan besar, suatu waktu kapal kami menjadi bergoyang-goyang dan kami menjadi basah karena terjangan ombak.
Sembari menikmati perjalanan kapal di lautan, ada training singkat dari Kak Anjar tentang penggunaan alat snorkling, kebetulan sekali lagi saya juga baru pertama kali akan bersnorkling waktu itu. Jadi training singkat itu cukup membantu saya dalam bersnorkling. Thanks to Kak Anjar..... Setelah sekitar 40 menit mengarungi samudera, sampailah kita di spot snorkling pertama. Saya memerlukan waktu adaptasi untuk beberapa saat karena ini adalah snorkling pertama saya. Beberapa kali air laut yang asin itu tertelan, namun tidak mengendurkan niat saya untuk bisa menikmati keindahan bawah laut Pulau Sangiang. Setelah beberapa lama saya mulai terbiasa menggunakan alat snorkling dan mulai bisa mengendalikan, kuncinya tetap berusaha dan jangan panik ya.....rugi berat kalau sampai tidak bisa setelah dari semalaman perjalanan menuju kesini. Akhirnya saya bisa melihat dengan mata kepala saya sendiri yang namanya karang dan ikan-ikan di laut setelah sebelumnya hanya bisa melihat video atau foto teman-teman. Di spot yang kedua menjadi lebih mudah bagi saya untuk snorkling.
 

 

Dan nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan? 

# Indonesia itu Indah

Pemandangan bawah laut Lagoon Bajo
Setelah snorkling di dua tempat, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Sangiang yang melewati hutan mangrove. Kami berhenti sebentar dan berfoto-foto sambil menikmati pemandangan disana. Arusnya cukup deras.
Hutan Mangrove di Pulau Sangiang
Hutan Mangrove di Pulau Sangiang



 Tak jauh dari hutan mangrove, sampailah kami di pelabuhan Desa Sangiang. Selalu tak lupa untuk bernarsis ria. Rasanya kurang afdol kali ya kalau tanpa mengabadikan momen tersebut, meskipun yang dibawah ini fotonya lebih mirip segerombolan orang yang sedang dihukum atau diculik, tapi percayalah.......ini momen yang ceria....hehehe
Pelabuhan Desa Sangiang

Pelabuhan ini merupakan tempat bersandar kapal- kapal nelayan dan pintu masuk Desa Sangiang. Desa ini belum ada suplay listrik, sehingga warga menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Itupun masih sering terjadi mati listrik. Padahal Pulau ini terletak tidak jauh dari Ibu Kota, kurang lebih 3 jam perjalanan dari Ibu Kota. Namun sayangnya masih bisa dibilang kurang berkembang.
Gapura masuk Desa Sangiang di Pelabuhan
Rumah Penduduk Pulau Sangiang
Pengangkutan barang
Kami sampai di desa ini sekitar pukul 13:00 WIB, dan masih harus berjalan sekitar 1 km untuk sampai ke guest house. Barang-barang dikumpulkan dan diangkut dengan gerobak yang ditarik dengan menggunakan sepeda motor. Kami melewati fasilitas umum seperti masjid dan tempat belajar yang bersebelahan dan toilet umum. Namun masih dengan keterbatasannya. Setelah berjalan sekitar 10 menit sampailah kami ke guest house, yang mana kami dikejutkan dengan barang-barang kami yang sudah sampai lebih dahulu ke guest house yang ternyata melewati jalan yang berbeda dari yang kami lewati. Kami istirahat dan mengganti pakaian basah setelah snorkling.
Terasa lapar......dan akhirnya waktu makan siang pun tiba, dengan menu tumis kacang panjang, ayam bumbu merah, tahu dan sambal yang rasanya nendang banget, didukung dengan lapar yang mendera, makanan yang disajikan pun habis tersisa tinggal tulang.....yang sudah ditunggu-tunggu oleh kitty (kucing yang ada disana). Kami pun juga disuguhi makanan khas Sangiang yaitu Bosa (Bolu Sangiang) yang seperti donat dan berisi coklat. enak rasanya, coklatnya itu beda dari yang biasa, khas banget. Harus nyoba kalau kesana y.....
Masjid dan tempat belajar di Desa Sangiang

Sekitar pukul 14:00 WIB kita mulai eksplor Desa Sangiang, meskipun masih terasa capek, karena keterbatasan waktu kami disini, maka harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dipandu oleh 2 orang penduduk asli dari Sangiang, dengan sabar mereka mengantarkan kami menuju ke destinasi selanjutnya. Sebelumnya tidak lupa kami mengoleskan lotion anti nyamuk karena kami akan melewati hutan yang nyamuknya cukup ganas, sekali gigit langsung deh gatel-gatel....
Setelah berjalan beberapa waktu, mendaki gunung lewati lembah, sampailah kami ke Goa Kelelawar, sesuai dengan namanya, goa ini adalah tempat tinggal kelelawar yang langsung terhubung dengan laut, mempunyai aroma yang khas hingga dari beberapa meter pun sudah tercium kekhasannya. Dengan suara kelelawar yang ramai. Beruntung kami juga bisa melihat biawak di sekitar goa ini. Setelah bernarsis ria seperti biasanya, kami melanjutkan perjalanan.
Goa Kelelawar
selanjutnya melewati bukit begal yang sebenarnya berada tepat diatas goa kelelawar, menuju ke puncak harapan. Mirip dengan mendaki gunung, sebelum Puncak Harapan ini ada pos bayangan Puncak Harapan. Memang mirip sih view nya. Pemandangan laut dengan langit yang serempak, angin yang sepoi-sepoi diatas bukit, rumput yang mulai layu, tumbuh-tumbuhan yang rimbun, menemani aksi foto-foto kita dengan berbagai gaya. Selfie, wefie.....rame-rame...... seru bingit..... sampai foto-foto ala-ala india yang pakai selendang juga.....hahahah

Puncak Harapan

Disinilah tempat pengambilan foto yang  sangiang banget....satu per satu kami melakukan pemotretan dengan tema "Thanks God, hidup gue asyiiiikkk" ------ > Theme by Friska.

Menuju ke Pantai Pasir Panjang, kami singgah dulu ke saung tungku, berfoto-foto sebentar dan menuju ke pantai. Sampai ke pantai kami memesan kelapa muda yang dijual oleh penduduk pribumi dengan harga Rp. 6.000,- murmer kan.....
Saung Tungku


Menikmati kelapa muda di pinggir pantai.....
oh.....indahnya hidup....
jauh dari hiruk pikuk keramaian kota
oh....damainya hidup....
angin pantai yang sepoi-sepoi jauh dari polusi kota
oh.....segarnya.....
Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan?

Sunrise di Bukit Arjuna


Trip hari kedua diakhiri dengan indah di Pantai Pasir Panjang. Saatnya kembali lagi ke guest house, mengistirahatkan badan yang sudah lelah untuk perjalanan selanjutnya esok hari. Tak ketinggalan makan malam lebih dahulu dengan tumis kangkung dan ikan bakar dan tak lupa sambal yang mantap ala sangiang, mengisi perut kami yang sudah keroncongan, dilanjutkan dengan acara bebas. Ada yang bermain UNO, ada juga yang beristirahat.
Batujajar

Keesokan harinya, kami commit untuk berangkat melihat sunrise di Puncak Arjuna pukul 05:00 WIB. Sayangnya pada saat sunrise, tertutup awan dan awan menghilang ketika matahari sudah agak tinggi. Tak ketinggalan untuk mengabadikan momen tersebut. Setelah matahari tinggi, kami bergegas kembali ke guest house untuk bersih diri dan persiapan pulang, yang sebelumnya mampir terlebih dahulu ke Batujajar. Mungkin dinamakan batu jajar karena adanya batu-batu yang berjajar kali ya.....Momen itu kami manfaatkan untuk foto ala-ala boyband....hehe
Satu yang disayangkan disini adalah banyaknya sampah yang menumpuk di pesisir pantai yang mengganggu keindahan pantai. Ini bukan salah siapa-siapa, kita ikut bertanggungjawab atas hal ini, marilah kita peduli terhadap lingkungan kita, lebih baik lagi jika bisa mengajak orang lain untuk peduli. Mulai dari contoh yang sederhana dan kita lakukan setiap hari seperti membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Mari berubah menjadi lebih baik agar Indonesia yang indah ini semakin indah dan lingkungan terjaga.
Sampai jumpa Sangiang, semoga semakin berkembang ke arah yang lebih baik, semoga semakin banyak orang yang sadar lingkungan sehingga pesisirmu tak sekotor sekarang lagi.


Kami pulang melalui Pelabuhan Sangiang pada pukul 09:30 WIB. Penyebrangan tidak boleh terlalu siang karena dikhawatirkan ombak akan tinggi. Kami sampai kembali di Pelabuhan Anyer pada pukul 11:00 WIB.
Sedih rasanya berpisah dengan teman-teman walaupun baru saling mengenal. Semoga bis bertemu di lain kesempatan dengan keadaan yang lebih baik dari sekarang.

Guest House Sangiang
Snorkling
Batujajar