Bulek: yang….. umroh bareng yuk, sama sim bah juga…. Pasti seru kalo bisa
umroh bareng-bareng
(yang disini bukan singkatan sayang
ala-ala orang yang kasmaran y…. melainkan karena nama saya Mayang, dan suku
jawa biasa memanggil seseorang dengan suku kata belakang (yang) dari pada depan
(May))
Saya: boleh…..Kapan mbak?
(saya terbiasa memanggil Bulek
saya dengan “mbak” sedari kecil, ga tau gimana ceritanya…. Mungkin agar terkesan
lebih muda kali ya…hehe)
Bulek: tahun depan gimana?
Saya: boleh….. berarti harus nabung dulu nih mulai sekarang
Percakapan desember 2017 itulah yang mentrigger saya untuk lebih banyak
menabung agar bisa segera melaksanakan ibadah umroh. Namun singkat cerita
akhirnya kita malah ga jadi umroh bareng karena tahun depan yang dimaksud Bulek adalah awal tahun, sementara tabungan saya
belum mencukupi, akhirnya saya mempersilahkan Beliau dan simbah untuk daftar umroh
duluan.
Suatu saat ketika mudik lebaran 2018, di kereta, saya membuka IG dan
melihat teman, Leni Namanya, memposting foto umroh nya, mulailalah saya kepo tentang
biro travel, biaya dll. Dari percakapan itu, Leni menyarankan untuk bertanya-tanya
ke teman dia yang juga baru melaksanakan umroh dengan harga yang terjangkau
karena keberangkatannya tidak melalui biro travel melainkan ikut komunitas. Saya
dikasih kontaknya agar mendapatkan informasi yang lebih jelas.
Perkepoan saya dimulai setelah beberapa hari balik kota setelah beberapa
waktu menikmati libur lebaran di kampung halaman yang tercintai….hehe. Dari informasi
yang saya dapatkan, saya diarahkan untuk follow grup FB UTM (Umroh Tiket Murah)
di FB: https://web.facebook.com/groups/1071823659534440/.
Selain itu dia juga dengan senang hati menceritakan proses pertemuannya dengan
UTM, pengalamannya melaksanakan umroh bersama UTM, biaya, kontak adminnya dll
yang saya tanyakan. Dari situlah saya mulai mengenal UTM, dan bermodal cerita
dari sang saksi hidup itulah saya akhirnya memutuskan untuk menghubungi salah
satu admin UTM untuk menanyakan program umroh plus yang masih available. Pengennya
sebenarnya ikut yang plus Turki, tapi udah full booked, jadilah memilih yang
plus Mesir untuk keberangkatan 27 Oktober sampai 09 November 2018 ( 3 hari Madinah,
4 hari Mekkah dan 7 hari Mesir) tapi tetep worth it ko….. dan beginilah
ceritanya….
Setelah menggali info dari admin, Mbak Evie, akhirnya saya memutuskan
untuk issued tiket, ternyata hari itu harga tiket lebih tinggi dari perkiraan, mbak
Evie menanyakan apa masih mau lanjut, kalau ga akan segera ditransfer kembali. Sudah
saya putuskan sebelumnya maka tetap saya lanjutkan karena saya piker nanti
bakalan naik lagi kalau ditunda-tunda dan jadilah transfer 2x untuk membayar
kekurangannya. Jadi harga tiket pesawat itu beda-beda tiap jamaah tergantung waktu
issuednya, tahu sendiri kan kalau harga tiket pesawat bisa berubah tiap saat,
jadi mungin rejeki-rejekian juga kali ya…. Ada yang sudah issued jauh-jauh hari
dan dapet harga sekitar 7 juta atau mungkin juga ada yang lebih murah, lumayan
ya ….hemat hampir 3 juta rupiah….. dari harga waktu saya issued, tapi ada juga
yang issued setelah saya juga mendapatkan harga yang lebih murah sekitar 700
ribuan. Jadi kecepatan kadang tidak bisa jadi patokan, apalagi kalau tiba-tiba
ada promo… kan ga tau juga ya…. Jadi tiket
pesawat ini yang membedakan total biaya yang dikeluarkan masing-masing jamaah. Untuk
issued tiket diperlukan passport yang sudah mempunyai 2 suku kata nama, jika
belum maka diperlukan penambahan nama di passport hal ke 4 atau 5 yang perlu
diurus ke kantor imigrasi.
Oh iya…. Jadi sistem di UTM itu Issued tiket adalah langkah pertama,
jadi sudah pasti tanggal keberangkataany kapan, setelah issued tiket (bisa
melalui admin atau mandiri) maka admin akan memasukkan kita ke dalam grup WA jamaah,
dimana didalam grup itulah info-info akan diberikan dan juga koordinasi
dilakukan baik dari admin atau dari jamaah.
Setelah issued tiket disarankan untuk segera melakukan suntik meningitis
terutama bagi wanita yang sudah menikah karena ditakutkan kalau hamil setelah
issued tiket dan sebelum keberangkatan tidak bisa melakukan suntik meningitis,
sementara itu adalah persyaratan untuk apply visa. Suntik meningitis ini
berlaku 2 tahun dan bisa dilakukan di rumah sakit pelabuhan atau bandara, namun
beberapa RS juga sudah bisa melayani suntik meningitis, seperti RS PON Jakarta,
tempat saya vaksinasi waktu itu. Sudah banyak ko infonya di internet, tinggal
cari aja….
Pengumpulan dokumen dan pembayaran LA dan visa dilakukan paling lambat H-1
bulan sebelum keberangkatan. Dokumen yang dikumpulkan untuk apply visa adalah:
1. - Passport
asli (untuk yang masih satu nama, di hal. 4/ 5 sudah harus ada penambahan nama)
2. - Pas foto
4x6 background putih (80% wajah) sebanyak 4 lembar
3. - Bukti suntik
meningitis (buku kuning)
4. - Buku nikah
asli
5. - Akte kelahiran
(untuk anak dibawah 17 tahun dan wanita dibawah 45 tahun yang tidak berangkat
dengan suami)
6. - Tiket pesawat
PP
Dokumen-dokumen tersebut bisa dikirim melalui jasa pengiriman yang
berasuransi atau dikumpulkan pada saat ada meeting atau diantar langsung ke
kantor admin yang ada di Cibubur. Jadi untuk visa ini ada admin yang mengurusi
secara kolektif, bukan kita sendiri yang harus wara-wiri, tinggal nunggu jadi
aja….
Untuk koper bisa diambil sendiri pas meeting atau langsung ke Cibubur
atau bisa juga minta dikirimin oleh admin, tentunya ongkir masing-masing jamaah
yang menanggung ya…..
Jadi rincian- rincian biaya yang saya keluarkan adalah sebagai berikut:
Komponen
|
Pengeluaran
|
Tiket Jakarta
-Singapura (Air Asia)
|
Rp.
887.800
|
Tiket Singapura-Jeddah-Cairo-Jakarta
(Saudia)
|
Rp.
9.724.500
|
Biaya Koper
dan admin
|
Rp.
1.000.000
|
Mahrom
|
Rp.
500.000
|
Suntik
Meningitis
|
Rp.
305.000
|
LA (Quard, Triple,
Double:$ 392, $447, $497
|
Rp.5.840.800
|
Visa umroh
$ 115
|
Rp.1.713.500
|
LA + VOA
mesir (7 hari) $ 310
|
Rp.
4.619.000
|
Total
|
Rp. 24.590.600
|
Harga-harga tersebut pada saat kurs rupiah terhadap dollar adalah Rp.
14.900 per 1USD, cukup tinggi pada waktu itu, sehingga lebih mahal dari perkiraan
yang semula sekitar 22 juta dengan asumsi 1 USD adalah Rp. 14.000,-. Meskipun begitu
tetep lebih murah dari biaya umroh Bulek saya yang mencapai 27 juta rupiah (itu
hanya umroh saja ya….), dengan UTM kurang dari 25 juta rupiah sudah dapet Umroh
+ Mesir. Bisa dicek ko perbandingannya dengan travel-travel yang ada, Tetep Worth
it ko…. Bedanya emang harus bikin passport dan suntik meningitis sendiri sih…. Tapi
itu kan gampang ya…. Hotel di Mekkah dan Madinah memang ga didepan masjid
banget sih… tapi ga jauh juga ko jalannya, itung-itung sedikit olahraga…hehe. Hotelnya bintang 3 cukup sih menurut saya,
lumayan menghemat juga …. Secara kita kan Cuma istirahat bentar juga di hotel,
lebih lama di Masjid kan ya… Jauh-jauh kesana masa ga dimaksimalkan ibadahnya
kan sayang….menurut saya dengan selisih harga yang lumayan capek dikit gpp lah
ya….. lumayan hemat beb…. Bisa buat uang saku atau beli oleh-oleh disana kan ya….
Niat baik jangan ditunda-tunda, inshaAllah dipermudah, saya sudah
membuktikan dan semoga Allah menyegerakan bagi yang berniat melaksanakan ibadah
umroh aamiin….
Mau tau keseruan perjalanan saya….? Tetap stay tune ya…. Akan saya tulis
lagi ceritanya di tulisan selanjutnya……
Terimakasih sudah membaca….. semoga bermanfaat…..